Kiat Sukses Penerapan Teknologi Padi

UPBS Mengefisienkan Distribusi Padi Rawa

padiSaat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menghasilkan 7 varietas INPARA.  Varietas INPARA merupakan kepanjangan dari Inbrida Padi Rawa, varietas ini mampu beradaptasi di lahan rawa. Untuk mengefisiensikan penyebarannya ke seluruh Indonesia Balitbangtan telah membentuk Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS).

Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) padi rawa merupakan salah satu unit dari UPT Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa yang bertugas untuk memproduksi benih sumber padi rawa (Inpara dan Margasari) serta mendesiminasikan, sehingga adopsi dan penyebaran kedua varietas tersebut meningkat.padi1

UPBS padi rawa mulai dibentuk pada akhir tahun 2011 dan sampai tahun 2014, telah berhasil diproduksi benih sejumlah 188,260 ton benih dengan kelas FS, SS dan ES. Kegiatan UPBS padi rawa dilaksanakan di kebun percobaan dan bekerjasama dengan petani penangkar. Pemanfaatan kebun percobaan untuk perbanyakan benih dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kebun percobaan sebagai show window balai, sedangkan kerja sama dengan petani penangkar dimaksudkan untuk mendesiminasikan varietas Inpara dan Margasari di kalangan petani di lahan rawa.  Petani dapat secara langsung mengamati adaptasi varietas Inpara.

Metode ini merupakan salah satu langkah tepat untuk meningkatkan penyebaran dan adopsi varietas Inpara dan Margasari di lahan rawa. Benih yang dihasilkan telah didistribusikan ke berbagai wilayah baik di lahan rawa antar lain ke BPTP Sumatera Utara, BPTP Riau, BPTP Jambi, BPTP Kalimantan Selatan, BPTP Kalimantan Tengah, BPTP Kalimantan Timur, BPTP Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Maluku, serta Diperta di Kalimantan Selatan dan Tengah.

Ruang lingkup kegiatan UPBS ini adalah produksi benih sumber padi rawa baik di kebun percobaan maupun bekerjasama dengan petani penangkar, sertifikasi benih bekerjasama dengan BPSBTPH wilayah Kalimantan Selatan, serta distribusi benih baik berupa bantuan benih berkoordinasi dengan BPTP dan Diperta Kabupaten/Provinsi maupun non bantuan benih.

Sukses di Barito Kuala

Tahun 2010, semua areal pertanaman padi pada MH didominasi oleh varietas Ciherang. Tahun 2011, varietas Inpara 3 mulai ditanam petani dengan luasan 86 ha dari 1.600 ha pertanaman padi unggul. Tahun 2012, UPBS padi rawa mulai mendesiminasikan varietas Inpara ke kabupaten tersebut dengan memberikan benih bantuan sebesar 6,1 ton, sehingga terjadi peningkatan luas tanam varietas Inpara 3 menjadi 1.225 ha dari 3.100 ha pertanaman padi unggul. Tahun 2013, varietas Inpara 2 mulai didesiminasikan di samping varietas Inpara 3. Benih bantuan yang didistribusikan sebesar 18,450 ton.

Luas tanam varietas Inpara 2 dan 3 meningkat menjadi 2800 ha dari 3.479 ha pertanaman padi unggul pada MH. Tahun 2014, benih bantuan tetap didistribusikan sebesar 13,1 ton dalam rangka mendesiminasikan varietas Inpara. Penanaman varietas Inpara 2 dan 3 telah mencapai 2.700 ha dari 3.300 ha untuk pertanaman MH 2014/15.

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa adopsi varietas Inpara di Kabupaten Barito Kuala cukup tinggi dari luasan 0 ha pada tahun 2010 menjadi 2.700 ha pada tahun 2014.  Hasil studi adopsi varietas Inpara dan Margasari yang dilakukan di Kabupaten Barito Kuala menunjukkan bahwa tingkat adopsi varietas Inpara sangat tinggi yaitu 480%, sedangkan varietas Margasari 97,7%. Dukungan benih sumber padi rawa secara nyata mendukung kemandirian pangan di lahan rawa dalam hal ini studi kasus di Kabupaten Barito Kuala.

 

Produksi dan Distribusi benih padi rawa tahun 2011-2014

Tahun Produksi Benih per Kelas Benih (t) Total  (t)

Distribusi Benih (t)

Total (t)
FS SS ES

Bantuan

Non Bantuan

Kadaluarsa

2011

2,718 22,000 15,282 40,000 8,004 31,932 0,104 40,000

2012

8,340 20,885 21,105 50,330 39,630 10,225 0,475 50,330

2013

2,140 29,400 27,780 59,320 49,092 9,515 0,713 59,320

2014

2,175 36,435 38,610 30,531 6,995 Stok 1,084 38,610
Total 15,373 108,720 64,167 188,260 127,257

58,627

2,376

188,260

 

Comments are closed.