Ijazah Abal-Abal Di Perguruan Tinggi Besar

Perguruan tinggi besar melahirkan orang-orang besar. Ya, itu dulu ketika saya masih berusia belasan tahun dan pernah kepincut untuk belajar di perguruan tinggi besar ini. Kenyataannya hingga sekarang cita-cita itu tidak kesampaian.

Saya sangat mengagumi banyak tokoh dari perguruan tinggi yang amat tersohor pada era 80-an ini. Nama harum mereka mewarnai hampir seluruh wacana pendidikan tingkat nasional dan internasional kala itu. Yang lebih membanggakan juga adalah menonjolnya tokoh ibu yang menciptakan kesan terkonvergensinya makna pendidikan dan watak ibu yang asah, asih, dan asuh. Ketika berkesempatan bertemu dengan beliau-beliau, saya proaktif menyalami dengan hangat seraya berharap energi positif mereka mengalir lewat telapak tangan. Continue reading

Agama dan Korupsi (Bagian 2)

Selanjutnya, para ahli mengatakan bahwa dalam keadaan sebenarnya, internalisasi nilai mencakup proses transformasi mental yang cukup panjang.

Proses tersebut dimulai dari memahami nilai-nilai yang diajarkan, merasakan nilai-nilai yang dipahami, menghormati apa yang dirasakan, meyakini dan bersedia terikat (punya komitmen) dengan nilai-nilai yang dihormati dan terdorong untuk melakukan nilai-nilai yang diyakini tersebut.

Jadi, pengertian dan pemahaman kita terhadap suatu atau sejumlah nilai tidak serta-merta dapat mendorong perubahan perilaku. Jika kita tak cukup merasakan, tak cukup menghormati, kurang meyakini dan kurang terikat dengannya, dan belum terdorong melakukannya, nilai-nilai tersebut tak akan memiliki dampak apa pun pada perilaku kita. Continue reading

Agama dan Korupsi (Bagian 1)

Beberapa tahun lalu saya diminta menjadi pembicara dalam seminar tentang peran iman dan moral sebagai penangkal korupsi demi keberlanjutan pembangunan. Sungguh tidak mudah untuk merumuskan peran itu. Data yang ada menunjukkan bahwa agama atau iman ternyata tidak sepenuhnya mampu menangkal korupsi.

Survei Gallup (lembaga survei AS) beberapa tahun lalu di 40 negara dan 1.000 responden/negara menunjukkan bahwa makin miskin suatu negara, penduduknya menganggap makin penting peran agama di dalam kehidupan.

Untuk negara dengan PDB per kapita kurang dari 2.000 dollar AS, 99 persen berpendapat agama sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Di Indonesia dan sejumlah negara berkembang lain, kondisinya sama.

Di negara dengan PDB per kapita lebih dari 25.000 dollar AS, hanya 47 persen berpendapat seperti itu, kecuali di AS yang mencapai 65 persen. Continue reading

Produk Gagal Lembaga Ilmuwan

Puncak Gunung Es

graduateSecara pasti, di bawah asuhan para pembimbingnya setiap tahun ribuan skripsi sarjana, ratusan tesis magister, dan puluhan disertasi doktor telah dihasilkan oleh perguruan tinggi Indonesia. Karena sudah dinyatakan lulus serta diberi hak menyandang gelar-gelar akademis yang diraihnya, tentunya karya-karya yang dihasilkan para mahasiswa mengandung sesuatu yang secara ilmiah layak untuk disumbangkan guna memajukan ilmu pengetahuan.

Continue reading

Sarjana Kertas

Clip_21SUATU pagi saya iseng menyimak iklan lowongan kerja di berbagai media cetak. Jangan salah paham, saya tidak sedang mencari-cari pekerjaan. Iseng saja. Ketika membaca iklan-iklan tersebut, ternyata di sana saya masih menemukan lowongan yang mencari tenaga kerja untuk kategori official development program (ODP) dan management trainee (MT).

Bagi mereka yang bergerak dalam bidang sumber daya manusia (SDM), istilah ODP atau MT menggambarkan bahwa perusahaan-perusahaan harus menempa dulu para fresh graduate yang direkrutnya sebelum menerjunkannya ke dunia kerja. Itu tentu membutuhkan investasi tersendiri yang tidak murah. Continue reading