AQUAQROP

AquaCrop Program Standar Windows (versi 4.0); AquaCrop Program Standar Windows 4.0 tidak berisi fitur baru, tetapi hanya update dari prosedur perhitungan sebagai berikut:aquacropbanner

1. Pengaruh kesuburan tanah terbatas pada panjang siklus tumbuh;
2. Pengaruh konsentrasi CO2 tinggi di atmosfer pada produktivitas air tanaman (WP);
3. Simulasi evaporasi tanah saat hujan ditetapkan sebagai 10hari dan total bulanan;
4. Penilaian kebutuhan irigasi bersih ketika tanah atas sangat kering pada saat perkecambahan tanaman.

1. Download Aquacrop Version 4.0 – 64 bit version
2. Download Installation Guidelines for Aquacrop Version 4.0 – 64 bit version
3. Download Aquacrop Version 4.0 – 32 Bit version
4. List of updates to Aquacrop in Version 4.0 (PDF)

Perspektif Pengembangan Sayuran Di Lahan Rawa

1. Kajian Aspek Lahan dan Lingkungan
Lahan rawa dicirikan oleh genangan karena pengaruh gerakan pasang surut pada rawa pasang surut dan genangan akibat pengaruh curah hujan dan banjir kiriman dari daerah terestarial  khususnya pada rawa lebak.  Oleh karena itu maka pemanfaatan lahan rawa untuk pengembangan sayuran memerlukan penataan lahan dan pengelolaan air. Penataan lahan dengan model surjan memberikan peluang bagi pengembangan sayuran di lahan terapungrawa.  Bentuk dan ukuran surjan disesuaikan dengan sifat-sifat tanah fisik lingkungan seperti tipe luapan, tipologi lahan dan tinggi genangan pada lahan rawa lebak serta kemampuan petani. Pembuatan surjan dapat secara bertahap, khususnya apabila dimanfaatkan juga untuk tanaman keras atau perkebunanan sehingga semakin besar tanaman semakin diperlebar surjannya. Continue reading

Kearifan Lokal Pertanian Lahan Rawa

Pendahuluan

Naiknya ikan-ikan jumlah besar di sekitar pantai Maluku Utara sebuah fenomena alam yang ternyata merupakan pertanda akan terjadinya gempa.  Fenomena ini telah diyakini oleh masyarakat Maluku Utara sehingga telah menyelamatkan mereka dari bencana letusan Gunung Kiebesi pada tahun 1988. Demikian juga, tsunami yang memporakporandakan Aceh dan Sumatera Utara pada bulan Desember 2005, dan juga tsunami yang melandaimage Daerah Istimewa dan Jawa Tengah pada bulan Juni 2006  lalu sebetulnya dapat dibaca, karena menurut pakar margasatwa Ratnayake, hewan-hewan mampu mendeteksi secara dini adanya bencana alam. Konon sebelum tsunami terjadi di atas angkasa wilayah Aceh Darussalam terlihat segerombolan kalong  yang sedang melakukan migrasi. Hal ini juga ditunjukkan oleh bukti, ternyata pada pasca tsunami tidak banyak ditemukan bangkai-bangkai hewan liar (Fauzi, 2006). Pengetahuan membuktikan bahwa hewan tertentu memiliki keunikan berupa kemampuan dan Continue reading