
Penyuluhan Tahap 1 Di Desa Mawar Sari
Sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diaplikasikan ke masyarakat luas Tim Iptek Bagi Masyarakat Sekolah Tinggi Imu Pertanian (STIPER) Amuntai melakukan penyuluhan dan sosialisasi pada 2 kelompok tani di Kecamatan Amuntai Tengah yaitu Kelompok Tani Ingin Maju Desa Pasar Senin dan Kelompok Tani Mawar Desa Mawar Sari. Kegiatan penyuluhan dan pendampingan ini merupakan hibah dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi RI Tahun 2017 yang dilaksanakan tim dengan Ketua Mahdiannoor, dengan dua orang anggota yaitu Nurul Istiqomah dan Purna Kusumayana. Tujuan penyuluhan dan pendampingan pada dua kelompok tani ini disamping memperkenalkan teknologi budidaya jagung manis dengan menggunakan
pupuk hayati juga meningkatkan pendapatan usaha tani petani jagung. Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi ini terbagi menjadi dua tahap yaitu : tahap pertama perkenalan teknologi budidaya jagung manis dengan pupuk hayati untuk Kelompok Tani Ingin Maju Desa Pasar Senin dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2017 dan Kelompok Tani Mawar Desa Mawar Sari dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2017. Pada tahap pertama ini selain dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai teknologi budidaya jagung manis Varietas Bonanza F1 dengan menggunakan pupuk hayati Ultragen juga dilakukan penghitungan analisis usaha tani jagung yang selama ini sudah mereka lakukan yang ternyata hasilnya cukup menguntungkan dan penyerahan bantuan benih jagung dan pupuk hayati yang akan digunakan para petani dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi pada penyuluhan tahap kedua. Untuk meyakinkan para petani menggunakan pupuk hayati maka dilakukan kegiatan demplot percobaan tanaman jagung yang berlokasi di Desa Pasar Senin RT IV, pada demplot dilakukan dua perlakuan tanaman jagung yaitu satu perlakuan dipupuk dan satu lagi tidak dipupuk. Dari demplot dilapangan menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang sangat berbeda, di

Demplot tanaman jagung manis menggunakan pupuk hayati Di Desa Pasar Senin
mana penggunaan pupuk hayati dengan frekuensi sampai 7 kali pemberian sampai menjelang tanaman jagung berbunga menunjukkan hasil panen jagung hampir sama dengan penggunaan pupuk kimia, yaitu menunjukkan potensi hasil sampai 14 ton/hektar. Penyuluhan tahap kedua untuk Kelompok Tani Ingin Maju Desa Pasar Senin dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2017 dan Kelompok Tani Mawar Desa Mawar Sari lebih awal lagi yaitu tanggal 19 Oktober 2017. Pada tahap kedua ini ada beberapa permasalahan dalam kegiatan petani menanam jagung antara lain masih ada petani tidak melakukan pengolahan tanah, menanam benih jagung lebih dari satu biji tiap lobang tanam, pupuk hayati yang tidak digunakan tetapi tetap menggunakan pupuk kimia serta berbagai masalah lain yang pada intinya ternyata petani kita masih ingin fleksibel menggunakan pupuk kimia tanpa melihat bahwa produk hasil pertanian yang menggunakan pupuk kimia kurang aman dan ramah bagi konsumen serta lingkungan sendiri. Selain tanya jawab dengan para petani juga dilakukan penghitungan analisis usaha tani jagung yang menggunakan pupuk

Penyuluhan Tahap 2 Di Desa Pasar Senin
hayati yang sudah mereka lakukan dengan hasil untuk Kelompok Tani Ingin Maju Desa Pasar Senin terjadi sedikit kenaikan analisis nilai R/C nya, sedangkan untuk Kelompok Tani Desa Mawar Desa Mawar Sari malah terjadi penurunan hampir setengah dari analisis nilai R/C yang sudah ada. Penurunan ini terjadi disebabkan beberapa faktor antara lain luas tanam jagung yang berkurang dari tahun sebelumnya karena petani di Desa Mawar Sari tidak bisa lagi leluasa membakar lahan pertanian seperti tahun sebelumnya karena pengawasan yang ketat dari pihak yang terkait. Selama ini mungkin kita hanya berpikir dampak negatif saja dari pembakaran lahan, mau tidak mau kita harus juga mengakui bahwa membakar lahan pertanian merupakan sebuah kearifan lokal petani kita untuk membersihkan lahan dengan adanya abu dari pembakaran bisa menambah kesuburan tanah dan ketika terjadi pembakaran itu mematikan beberapa jenis hama dan patogen tanah tertentu yang bisa mengganggu tanaman. Selain luas lahan yang berkurang juga disebabkan musim kemarau tahun ini yang masih banyak terjadinya hujan sehingga menyebabkan beberapa lahan yang baru ditanami jagung tergenang dan menyebabkan benih menjadi busuk. Kelompok Tani Mawar Desa Mawar Sari dengan ketuanya Pak M. Husin mengharapkan kegiatan seperti ini supaya tetap ada untuk tahun berikutnya, sedangkan dari Kelompok Tani Ingin Maju Desa Pasar Senin Pak Rahmani sangat terbantu dengan benih jagung dan pupuk yang diberikan secara cuma-cuma. Dari kegiatan penyuluhan dan sosialisasi di dua desa ini sebagai perkenalan teknologi budidaya jagung dengan pupuk hayati cukup berhasil dan memberikan dampak positif pada pengetahuan petani, namun kalau ditinjau dari pelaksanaan dilapangan bisa dikatakan program kemitraan masyarakat ini baru berhasil 50 %.