Plant Growth Promoting Rhizobacteria (RGPR)

PGPR adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan 3262mikroorganisme ini akan sangat baik. Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Rhizobakteria pemacu tumbuh tanaman (RPTT) adalah kelompok bakteri yang menguntungkan yang agresif menduduki (mengkolonisasi) rizosfir (bagian perakaran). Aktivitas RPTT menguntungkan bagi tanaman baik langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh langsung RPTT didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi fithothormon pemacu tumbuh. Sedangkan tidak langsungnya berkaitan dengan kemampuan menekan aktivitas patogen dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik.

Sejumlah bakteri penyedia hara yang hidup pada rhizosfer akar (rhizobakteri) disebut sebagai rhizobakteri pemacu tumbuh tanaman (plant growth promoting rhizobacteria = PGPR). Kelompok ini mempunyai peranan ganda di samping (1) menambat N2 , juga; (2) 400px-Nrmico1129-f1menghasilkan hormon tumbuh (seperti IAA, giberelin, sitokinin, etilen, dan lain-lain); (3) menekan penyakit tanaman asal tanah dengan glukanase, kitinase, sianida memproduksi siderofor; dan (4) melarutkan P dan hara lainnya (Cattelan et. al., 1999; Glick et. al., 1995). Plant Growth Promoting rhizobacteria (PGPR) pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Scroth (1982) untuk menggambarkan bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran tanaman yang diinokulasikan ke dalam benih dan ternyata meningkatkan pertumbuhan tanaman. Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Kloepper dan Scroth (1982), PGPR mengalami perkembangan yang sangat cepat, terutama pada beberapa tahun terakhir. PGPR berada disekitar akar, akar adalah sumber kehidupan, disana terjadi pertukaran udara, unsur hara, dekomposisi dan lain-lainnya.

Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu mampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga. Fungsi lainnya yaitu sebagai tambahan bagi kompos dan mempercepat proses pengomposan. Pengurangan pestisida dan rotasi penanaman dapat memacu pertumbuhan populasi dari bakteri – bakteri yang menguntungkan seperti PGPR. Aplikasi PGPR mampu mengurangi kejadian dan keparahan penyakit. Beberapa bakteri PGPR yang diinokulasikan pada benih sebelum tanam dapat memberi pertahanan pada tudung akar tanaman. Hal inilah yang membuat bakteri PGPR mampu mengurangi keparahan dari penyakit dumping-off (Pythium ultimatum) di tanaman. Beberapa bakteri PGPR mampu memproduksi racun bagi patogen tanaman, misalnya bakteri Bacillus subtilis mampu melawan cendawan patogen.

PGPR dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman melalui : produksi hormon pertumbuhan kemampuan fiksasi N untuk peningkatan penyediaan N tanah, penghasil osmolit sebagai osmoprotektan pada kondisi cekaman kekeringan dan penghasil senyawa tertentu yang dapat membunuh patogen tanaman (Kloepper, 1993). Menurut Lalande et. al. (1989), Pseudomonas sp. mampu menghasilkan hormon pemacu pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan berat kering tanaman jagung mencapai 9%, sedangkan Salmonella liquefaciens meningkatkan berat kering mencapai 10% dan Bacillus sp. meningkatkan berat kering mencapai 7% lebih tinggi dibanding kontrol.

Berikut kelebihan dari PGPR diantaranya :
1. Menambah fiksasi nitrogen di tanaman kacang – kacangan
2. Memacu pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen bebas
3. Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga
4. Memproduksi hormon tanaman
5. Menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan
6. Mengontrol hama dan penyakit tumbuhan.

Cara Pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)

Alat-alat

  1. Ember & Pengaduk.
  2. Gayung & Saringan.
  3. Jerigen.
  4. Plastik penutup.
  5. Panci & kompor

Bahan

  1. 100 gr akar bambu/ akar putri malu/ akar rumput gajah (Akar bambu/akar putrimalu/akar rumput gajahnya jangan di bersihkan terlalu bersih dr tanah yg menempel. Usahakan tanah masih ada nempel di akarnya. Sebab rhizobacterianya ada disitu).
  2. 2. 400 gr gula pasir/ air aren /Gula merah
  3. 200 gr trasi.
  4. 1 kg dedak halus.
  5. Penyedap rasa secukupnya (± 100 gr).
  6. 10 lt air.

Cara Pembuatan PGPR

  1. Rendam akar bambu dalam air matang dingin (jangan air ledeng/PDAM tapi air sumur atau air isi ulang) 2-4 hari.
  2. Rebus bahan-bahan di atas (2,3,4,5,6) sampai mendidih selama 20 menit.
  3. Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat.
  4. Buka dan kocok-kocok sehari sekali.
  5. Setelah 15 hari PGPR siap digunakan.

Cara Menggunakan :

  1. Saring PGPR;
  2. Untuk Perlakuan benih. Benih padi direndam dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml/ liter air selama ± 6 jam.
  3. Penyiraman pada persemaian. Tanaman yang berumur 1 Minggu Setelah Semai, sebelum pindah tanam disiram lagi dengan PGPR dengan konsentrasi 2 ml/ liter air. Penyiraman dilakukan hingga media terlihat basah.
  4. Penyiraman di lapangan. Penyiraman dengan PGPR sebaiknya dilakukan pada 3 hari sebelum tanam, kemudian 15 HST dan 45 HST dengan konsentrasi 12 ml/ liter air.
  5. Pada Tanaman Horti dan sayuran perlakuan benih dengan perendaman PGPR konsentrasi 10 ml/1 liter air, lalu direndam ± 20-60 menit, kering anginkan setelah itu benih siap disemai atau ditanam. lahan atau bedengan untuk menanam di semprot dg PGPR konsentrasi 10 – 12 ml/1 liter air sebelum dilakukan penanaman/penyemaian. Penyemprotan bisa dilanjutkan per 2 – 3 minggu sekali dengan dosis seperti diatas.
  6. Dianjurkan waktu aplikasi pada pagi hari (setelah subuh – jam 9)/ sore hari ( setelah  ashar).

Diolah dari berbagai sumber oleh Mochamad Khairul, SP (Badan Ketahanan Pangan dan 1391517_10200728306269270_85304190_nPenyuluhan Pertanian Kab. Indramayu Ja-Bar).

Comments are closed.